MAKALAH ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING, FORECASTING, dan PROJECT MANAGEMENT
Disusun Oleh :
Yanu Puguh Pamungkas 14240002
Bagus Dwi Prasetya 14240003
Muhammad Nurhidayat Sa’bani 14240004
Candra Rahmadhani 14240005
Tri Ardi Tahta 14240006
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan kasih-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik.
Keberhasilan ini tidak dapat diwujudkan tanpa adanya bantuan dari dosen matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak dan teman-teman yang telah memberikan saran dan petunjuk. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Zaidir, ST., M.Cs, selaku ketua program studi Manajemen Informatika dan Dosen matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak yang selalu memberi motivasi dan arahan kepada penyusun.
2. Rekan-rekan mahasiswa program studi Manajemen Informatika.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Untuk itulah segala kritik dan saran yang membangun sangat membantu penyusun demi penyempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 13 Oktober 2016
Penyusun
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) 1
Definisi Enterprise Architecture Planning 1
Komponen Enterprise Architecture Planning (EAP). 1
Zachman Framework 2
PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE 3
FORECASTING 4
Definisi dan Tujuan Forecasting 4
Hubungan Forescasting dengan Rencana 4
Metode Dekomposisi 4
Gerakan Musiman dan Indeks Musiman 5
a. Metode rata-rata sederhana 5
b. Metode Persentase terhadap trend 6
c. Metode persentase terhadap rata-rata bergerak 6
Metode Dekomposisi untuk Forecasting atau Peramalan 8
MANAJEMEN PROYEK 10
DAFTAR PUSTAKA 12
ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP)
Definisi Enterprise Architecture Planning
Enterprise Architecture Planning se-lanjutnya disebut EAP, merupakan suatu metode yang digunakan untuk memban-gun sebuah arsitektur informasi. Menurut Steven H. Spewak, EAP adalah suatu me-tode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk men-dukung perputaran roda bisnis dan penca-paian isi sistem informasi dan organisasi.
Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Dalam EAP, arsitektur menjelaskan mengenai data, aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis organisasi. Untuk hal tersebut tadi, Steven H Spewak menyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru, penggambaran, atau model.
Komponen Enterprise Architecture Planning (EAP).
Komponen dari EAP menurut Spe-wak menggunakan dasar dari dua layer dari John Zachman’s framework yaitu dari tin-jauan planner dan owner. Komponen EAP dapat digambarkan sebagai berikut:
Zachman Framework
Zachman mengidentifikasikan sebuah framework dengan enam tingkatan arsitekur yang dimulai dengan tingkat konseptual hingga detail rancangan dan konstruksi sebuah system. Aspek yang penting lainnya adalah definisi yang jelas dan perbedaan dari ketiga arsitektur, yakni: arsitektur data, arsitektur proses (aplikasi), dan arsitektur jaringan (teknologi).
Bagian dari Zachman Framework yang digunakan adalah baris 1 sampai 4 untuk kolom 1, 2, dan 3. Gambar framework dari Zachman ini dapat dilihat pada (Gambar 2) dibawah ini :
1) Perspektif Perencana (Objective/ Scope): menetapkan konteks, latar belakang, dan tujuan.
2) Perspektif Pemilik (Business Model/ Owner’s View): menetapkan model kon-septual dar enterprise.
3) Perspektif Perancang (System Model/ Designer’s View): menetapkan model sistem informasi sekaligus menjembatani hal yang diinginkan pemilik dan hal yang dapat direalisasikan secara teknis dan fisik.
4) Perspektif pembangun (Technology Model/ Builder’s View): menetapkan digunakan dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.
5) Perspektif subkontraktor (Detailed Rep-resenttsions/ Out of Context View): menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan system infor-masi.
6) Perspektif fungsional (Functioning Enterprise / Functioning System): merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud nyata hasil implementasi
PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation)
Pada tahap inisiasi perencanaan ada tujuh tahap yang harus dilewati, antara lain:
1) Pendefinisian Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengerjaan EAP.
2) Pendefinisian visi dari perusahaan
3) Pemilihan Pendekatan Metodologi Perencanaan
4) Penggunaan sumber daya komputer
5) Membentuk tim perencanaan
6) Mempersiapkan rencana kerja EAP
7) Memastikan komitmen dan anggaran
Dari inisiasi ini kemudian baru kita lakukan definisi fungsi bisnisnya.
FORECASTING
Definisi dan Tujuan Forecasting
Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan adalah memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan datang berdasarkan data masa lampau yang dianalisa secara ilmiah, khususnya menggunakan metode statistika (Supranto, 1984:80). Tidak ada satu perusahaanpun yang tidak ingin sukses dan berkembang, untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi forecasting (peramalan) adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, suatu dalil yang dapat diterima bahwa semakin baik ramalan tersedia untuk pimpinan semakin baik pula prestasi kerja mereka sehubungan dengan keputusan yang mereka ambil.
Hubungan Forescasting dengan Rencana
Forecasting (peramalan) merupakan alat bantu penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada diluar kendali manajemen, seperti ekonomi pelanggan, pemerintah dan lainnya. Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya bidang produksi. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang (Pangestu S,1986:3). Dengan sendirinya terjadi perbedaan antara forecasting dengan rencana. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi, tetapi belum tentu bisa dilaksanakan oleh perusahaan.
Metode Dekomposisi
Metode Dekomposisi atau sering juga disebut metode time series adalah salah satu metode peramalan yang didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang telah terjadi akan berulang atau terjadi kembali dengan pola yang sama. Artinya yang dulu selalu naik, pada waktu yang akan datang biasanya akan naik juga, yang biasanya berkurang akan berkurang juga, yang biasanya berfluktuasi akan berfluktuasi juga dan yang biasanya tidak teratur maka akan tidak teratur juga (Subagyo, 1986:31).
Perubahan suatu hal tersebut biasanya mempunyai pola yang agak kompleks, misalnya ada unsur kenaikan, berfluktasi dan tidak teratur. Untuk dianalisa dan diramal sekaligus sangat sulit sehingga biasanya diadakan pemecahan kedalam 4 komponen pola perubahan yaitu : trend (T), fluktuasi musiman (M), fluktuasi siklis (S) dan perubahan-perubahan yang bersifat random (R). masing-masing pola perubahan akan dicari satu persatu, setelah ditemukan akan digabungkan lagi menjadi nilai, taksiran atau ramalan. Dekomposisi (pemecahan/dipecah) menjadi sub pola yang menunjukkan tiap-tiap komponen deret berkala secara terpisah. Pemisahan tersebut seringkali membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman perilaku deret data secara lebih baik (Spyros M,1992:123).
Gerakan Musiman dan Indeks Musiman
Menurut (Supranto, 2000:238), gerakan musiman merupakan gerakan yang teratur dalam arti naik turunnya terjadi dalam waktu yang sama atau sangat berdekatan. Disebut gerakan musiman karena terjadi bertepatan dengan pergantian musiman dalam suatu tahun. Pengetahuan tentang gerakan musiman sangat penting sebagai dasar penentuan langkah-langkah kebijakan dalam rangka mencega hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk keperluan analisis seringkali data berkala dinyatakan dalam bentuk angka indeks. Apabila akan ditunjukkan ada tidaknya gerakan musiman maka perlu dibuat indeks musiman.
a. Metode rata-rata sederhana
Dalam metode ini indeks musim dihitung berdasarkan rata-rata tiap periode musim satelah bebas dari pengaruh trend. Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut.
1) Susunlah data tiap kuartal atau tiap bulan sesuai kebutuhan untuk masingmasing tahun, kuartal kebawah dan tahun kekanan.
2) Cari rata-rata tiap kuartal pada tahun-tahun tersebut.
3) Karena rata-rata tersebut masih mengandung kenaikan (trend) maka hilangkan dulu pengaruh trend tersebut dengan cara menguranginya dengan b secara komulatif (kolom sisa).
4) Cari rata-rata dari kolom sisa yaitu dengan membagi jumlah pada kolom sisa dengan 4.
5) Nyatakan angka-angka tersebut pada kolom selanjutnya sebagai persentase dari rata-rata sehingga didapat nilai indeks musimnya.
b. Metode Persentase terhadap trend
Mencari indeks musim dengan metode ini yaitu dengan cara mencari dahulu nilai riil dan nilai trendnya, kemudian berdasarkan persentase tersebut dicari indeks musim tiap-tiap periode musim langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut.
1) Carilah nilai trend pada setiap periode.
2) Cari persentase nilai riil terhadap nilai trend dengan cara membagi nilai riil dengan nilai trend kemudian dikalikan 100.
3) Cari median tiap kuartal dengan tidak memandang kapan terjadinya.
4) Hitung rata-rata dari median tersebut.
5) Hitung indeks musim dengan cara median dibagi rata-rata median dikalikan 100.
c. Metode persentase terhadap rata-rata bergerak
Untuk mencari indeks musim dengan metode ini, pertama-tama dengan mencari rata-rata bergerak dari data historis. Berdasarkan persentase data historis dari rata-rata bergerak dapat ditentukan indeks musimnya dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Susunlah data historis yang ada ke dalam table. Kolom pertama menyatakan tahun, kolom kedua merupakan periode musim (data tiap kuartal) dan kolom ketiga berisi data yang sudah ada.
2) Pada kolom keempat hitung total bergerak selama satu tahun (4 kuartal) dari kolom ketiga dan letakkan pada pertengahan data.
3) Pada kolom kelima hitung rata-rata bergerak empat kuartal dari setiap total bergerak kuartalan pada kolom keempat dibagi 4 untuk menghasilkan rata-rata bergerak kuartalan, semua rata-rata bergerak masih tetap berada pada posisi diantara kuartalan.
4) Pada kolom keenam hitung rata-rata bergerak pusat dengan cara membuat titik tengah dari rata rata bergerak empat kuartal.
5) Pada kolom ketujuh, hitung indeks musiman tertentu untuk setiap kuartal dengan cara membagi data pada kolom tiga dengan rata-rata bergerak pertengahan pada kolom 6. indeks musiman tertentu menggambarkan ratio dari nilai deret berkala asal terhadap rata-rata bergerak.
6) Buatlah tabel baru untuk menghitung indeks musim. Pertama letakkan indeks musiman tertentu dari rata-rata bergerak tersebut disusun dalam tabel menurut tahun dan periode musiman yang dikehendaki.
7) Hitung rata-rata dari keempat kuartal.
8) Ambil semua rata-rata dari sseluruh indeks setiap kuartal. Perataan ini akan menghilangkan sebagian besar fluktuasi yang tak beraturan dari semua kuartal dan keempat indeks yang dihasilkannya memperlihatkan pola jumlah pengunjung musiman tertentu.
Metode Dekomposisi untuk Forecasting atau Peramalan
Langkah-langkah penggunaan metode Dekomposisi untuk peramalan (forecasting) sebagai berikut.
a. Menyusun data kuartalan masing-masing tahun.
b. Membuat scatter diagram garis trend linier.
c. Menghitung besarnya nilai trend.
Langkah-langkah dalam menghitung besarnya nilai trend sebagai berikut.
1) Susunlah data sesuai dengan urutan tahunnya dan letakkan nilai X sesuai dengan tahunnya.
2) Hitung nilai XY dan X2, kemudian carilah jumlah Y, jumlah XY, dan jumlah X2, carilah nilai a dan b.
3) Masukkan nilai a dan b pada persamaan linier Y =a+b X
4) Setelah didapat persamaan trend maka dapat dicari nilai trend tiap-tiap tahun dengan melakukan subtitusi nilai X pada persamaan trend.
5) Forecast pada tahun yang akan datang, maka subtitusikan nilai X pada tahun yang bersangkutan.
6) Mengubah bentuk persamaan trend rata-rata.
7) Mengubah persamaan trend rata-rata tiap kuartal menjadi trend bulanan dan kuartalan.
d. Menghitung Indeks Musiman tertentu sehingga dapat dilakukan forecast jumlah penjualan pada kuartal berikutnya
1) Susunlah data tiap kuartal (atau bulan sesuai dengan kebutuhan) untuk masing-masing tahun. Kuartal kebawah dan tahun kekanan.
2) Carilah rata-rata tiap kuartal pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
3) Karena rata-rata tersebut masih mengandung unsur kenaikan (trend) maka hilangkan pengaruh trend tersebut (menggurangi kolom 8 dengan nilai b komulatif) yang diambil dari persamaan trend kuartalan.
4) Carilah rata-rata dari kolom 10.
5) Nyatakan angka-angka pada kolom 10 sebagai persentase dari rataratanya, sehingga diperoleh indeks musim. Sistem informasi peramalan permintaan barang ini dapat memberikan informasi tentang jumlah permintaan barang pada masa satu tahun berikutnya
Menurut Hughes dan Cotterell (2002, pp8-9), Manajemen proyek adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa diketahui.
Menurut Schwalbe (2004, p8) Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan, keahlian, peralatan dan teknik untuk kegiatan proyek yang sesuai dengan kebutuhan proyek.
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa manajemen poyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. (http://id.wikipedia .org/wiki/Manajemen_proyek)
Dari beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengatur, mengkooradinasikan seluruh sember daya, biaya, waktu untuk menghasilkan suatu hasil yang bersifat sementara atau suatu produk yang unik dan sesuai dengan kebutuhan yang diminta.
Adapun perbedaan antar manajemen proyek sistem informasi dan teknologi informasi adalah :
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah, dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajemen manusia yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.
Sedangkan teknologi informasi dilihat dari kata penyusunan adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyimpanan informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengirim informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpananannya.
Jadi, manajemen proyek teknologi informasi adalah merencanakan, menyusun, mengorganisasikan seluruh sumber daya, waktu, dan biaya untuk membuat suatu rekayasa manusia terhadap proses penyamapaian informasi kepada penerima akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya.
Adapun lima tahapan pengembangan manajemen proyek menurut Schwalbe (2004, p71), yaitu :
1. Inisiasi
Merupakan proses mengenal, mendefinisikan dan memulai sebuah proyek baru.
2. Perencanaan
Perencanaan meliputi pemikiran serta memperhatikan skema kerja untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai kebutuhan organisai.
3. Eksekusi
Eksekusi meliputi kegiatan mengkoordinasi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya serta melaksanakan perencaan proyek untuk menghasilkan produk, jasa atau hasil dari suatu proyek atau fase.
4. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian proyek meliputi pengukuran dan pemantauan kemajuan proyek secara berkala untuk memastikan tim proyek memenuhi tujuan dari proyek.
5. Penutupan
Penutupan meliputi penerimaan formal atas proyek dan mengkhiri proyek secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00446-SI%20Bab%202.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_kom_0603845_chapter3.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/arkomp/halaman_depan.pdf
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-10-2/06-miu-102-taryana.pdf/pdf/06-miu-102-taryana.pdf
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v09-n01/volume-91-artikel-3.pdf/pdf/volume-91-artikel-3.pdf
Disusun Oleh :
Yanu Puguh Pamungkas 14240002
Bagus Dwi Prasetya 14240003
Muhammad Nurhidayat Sa’bani 14240004
Candra Rahmadhani 14240005
Tri Ardi Tahta 14240006
PRODI DIII MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan kasih-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik.
Keberhasilan ini tidak dapat diwujudkan tanpa adanya bantuan dari dosen matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak dan teman-teman yang telah memberikan saran dan petunjuk. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Zaidir, ST., M.Cs, selaku ketua program studi Manajemen Informatika dan Dosen matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak yang selalu memberi motivasi dan arahan kepada penyusun.
2. Rekan-rekan mahasiswa program studi Manajemen Informatika.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Untuk itulah segala kritik dan saran yang membangun sangat membantu penyusun demi penyempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 13 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) 1
Definisi Enterprise Architecture Planning 1
Komponen Enterprise Architecture Planning (EAP). 1
Zachman Framework 2
PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE 3
FORECASTING 4
Definisi dan Tujuan Forecasting 4
Hubungan Forescasting dengan Rencana 4
Metode Dekomposisi 4
Gerakan Musiman dan Indeks Musiman 5
a. Metode rata-rata sederhana 5
b. Metode Persentase terhadap trend 6
c. Metode persentase terhadap rata-rata bergerak 6
Metode Dekomposisi untuk Forecasting atau Peramalan 8
MANAJEMEN PROYEK 10
DAFTAR PUSTAKA 12
ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP)
Definisi Enterprise Architecture Planning
Enterprise Architecture Planning se-lanjutnya disebut EAP, merupakan suatu metode yang digunakan untuk memban-gun sebuah arsitektur informasi. Menurut Steven H. Spewak, EAP adalah suatu me-tode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk men-dukung perputaran roda bisnis dan penca-paian isi sistem informasi dan organisasi.
Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Dalam EAP, arsitektur menjelaskan mengenai data, aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis organisasi. Untuk hal tersebut tadi, Steven H Spewak menyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru, penggambaran, atau model.
Komponen Enterprise Architecture Planning (EAP).
Komponen dari EAP menurut Spe-wak menggunakan dasar dari dua layer dari John Zachman’s framework yaitu dari tin-jauan planner dan owner. Komponen EAP dapat digambarkan sebagai berikut:
Zachman Framework
Zachman mengidentifikasikan sebuah framework dengan enam tingkatan arsitekur yang dimulai dengan tingkat konseptual hingga detail rancangan dan konstruksi sebuah system. Aspek yang penting lainnya adalah definisi yang jelas dan perbedaan dari ketiga arsitektur, yakni: arsitektur data, arsitektur proses (aplikasi), dan arsitektur jaringan (teknologi).
Bagian dari Zachman Framework yang digunakan adalah baris 1 sampai 4 untuk kolom 1, 2, dan 3. Gambar framework dari Zachman ini dapat dilihat pada (Gambar 2) dibawah ini :
1) Perspektif Perencana (Objective/ Scope): menetapkan konteks, latar belakang, dan tujuan.
2) Perspektif Pemilik (Business Model/ Owner’s View): menetapkan model kon-septual dar enterprise.
3) Perspektif Perancang (System Model/ Designer’s View): menetapkan model sistem informasi sekaligus menjembatani hal yang diinginkan pemilik dan hal yang dapat direalisasikan secara teknis dan fisik.
4) Perspektif pembangun (Technology Model/ Builder’s View): menetapkan digunakan dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.
5) Perspektif subkontraktor (Detailed Rep-resenttsions/ Out of Context View): menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan system infor-masi.
6) Perspektif fungsional (Functioning Enterprise / Functioning System): merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud nyata hasil implementasi
PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation)
Pada tahap inisiasi perencanaan ada tujuh tahap yang harus dilewati, antara lain:
1) Pendefinisian Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengerjaan EAP.
2) Pendefinisian visi dari perusahaan
3) Pemilihan Pendekatan Metodologi Perencanaan
4) Penggunaan sumber daya komputer
5) Membentuk tim perencanaan
6) Mempersiapkan rencana kerja EAP
7) Memastikan komitmen dan anggaran
Dari inisiasi ini kemudian baru kita lakukan definisi fungsi bisnisnya.
FORECASTING
Definisi dan Tujuan Forecasting
Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan adalah memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan datang berdasarkan data masa lampau yang dianalisa secara ilmiah, khususnya menggunakan metode statistika (Supranto, 1984:80). Tidak ada satu perusahaanpun yang tidak ingin sukses dan berkembang, untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi forecasting (peramalan) adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, suatu dalil yang dapat diterima bahwa semakin baik ramalan tersedia untuk pimpinan semakin baik pula prestasi kerja mereka sehubungan dengan keputusan yang mereka ambil.
Hubungan Forescasting dengan Rencana
Forecasting (peramalan) merupakan alat bantu penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada diluar kendali manajemen, seperti ekonomi pelanggan, pemerintah dan lainnya. Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya bidang produksi. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang (Pangestu S,1986:3). Dengan sendirinya terjadi perbedaan antara forecasting dengan rencana. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi, tetapi belum tentu bisa dilaksanakan oleh perusahaan.
Metode Dekomposisi
Metode Dekomposisi atau sering juga disebut metode time series adalah salah satu metode peramalan yang didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang telah terjadi akan berulang atau terjadi kembali dengan pola yang sama. Artinya yang dulu selalu naik, pada waktu yang akan datang biasanya akan naik juga, yang biasanya berkurang akan berkurang juga, yang biasanya berfluktuasi akan berfluktuasi juga dan yang biasanya tidak teratur maka akan tidak teratur juga (Subagyo, 1986:31).
Perubahan suatu hal tersebut biasanya mempunyai pola yang agak kompleks, misalnya ada unsur kenaikan, berfluktasi dan tidak teratur. Untuk dianalisa dan diramal sekaligus sangat sulit sehingga biasanya diadakan pemecahan kedalam 4 komponen pola perubahan yaitu : trend (T), fluktuasi musiman (M), fluktuasi siklis (S) dan perubahan-perubahan yang bersifat random (R). masing-masing pola perubahan akan dicari satu persatu, setelah ditemukan akan digabungkan lagi menjadi nilai, taksiran atau ramalan. Dekomposisi (pemecahan/dipecah) menjadi sub pola yang menunjukkan tiap-tiap komponen deret berkala secara terpisah. Pemisahan tersebut seringkali membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman perilaku deret data secara lebih baik (Spyros M,1992:123).
Gerakan Musiman dan Indeks Musiman
Menurut (Supranto, 2000:238), gerakan musiman merupakan gerakan yang teratur dalam arti naik turunnya terjadi dalam waktu yang sama atau sangat berdekatan. Disebut gerakan musiman karena terjadi bertepatan dengan pergantian musiman dalam suatu tahun. Pengetahuan tentang gerakan musiman sangat penting sebagai dasar penentuan langkah-langkah kebijakan dalam rangka mencega hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk keperluan analisis seringkali data berkala dinyatakan dalam bentuk angka indeks. Apabila akan ditunjukkan ada tidaknya gerakan musiman maka perlu dibuat indeks musiman.
a. Metode rata-rata sederhana
Dalam metode ini indeks musim dihitung berdasarkan rata-rata tiap periode musim satelah bebas dari pengaruh trend. Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut.
1) Susunlah data tiap kuartal atau tiap bulan sesuai kebutuhan untuk masingmasing tahun, kuartal kebawah dan tahun kekanan.
2) Cari rata-rata tiap kuartal pada tahun-tahun tersebut.
3) Karena rata-rata tersebut masih mengandung kenaikan (trend) maka hilangkan dulu pengaruh trend tersebut dengan cara menguranginya dengan b secara komulatif (kolom sisa).
4) Cari rata-rata dari kolom sisa yaitu dengan membagi jumlah pada kolom sisa dengan 4.
5) Nyatakan angka-angka tersebut pada kolom selanjutnya sebagai persentase dari rata-rata sehingga didapat nilai indeks musimnya.
b. Metode Persentase terhadap trend
Mencari indeks musim dengan metode ini yaitu dengan cara mencari dahulu nilai riil dan nilai trendnya, kemudian berdasarkan persentase tersebut dicari indeks musim tiap-tiap periode musim langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut.
1) Carilah nilai trend pada setiap periode.
2) Cari persentase nilai riil terhadap nilai trend dengan cara membagi nilai riil dengan nilai trend kemudian dikalikan 100.
3) Cari median tiap kuartal dengan tidak memandang kapan terjadinya.
4) Hitung rata-rata dari median tersebut.
5) Hitung indeks musim dengan cara median dibagi rata-rata median dikalikan 100.
c. Metode persentase terhadap rata-rata bergerak
Untuk mencari indeks musim dengan metode ini, pertama-tama dengan mencari rata-rata bergerak dari data historis. Berdasarkan persentase data historis dari rata-rata bergerak dapat ditentukan indeks musimnya dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Susunlah data historis yang ada ke dalam table. Kolom pertama menyatakan tahun, kolom kedua merupakan periode musim (data tiap kuartal) dan kolom ketiga berisi data yang sudah ada.
2) Pada kolom keempat hitung total bergerak selama satu tahun (4 kuartal) dari kolom ketiga dan letakkan pada pertengahan data.
3) Pada kolom kelima hitung rata-rata bergerak empat kuartal dari setiap total bergerak kuartalan pada kolom keempat dibagi 4 untuk menghasilkan rata-rata bergerak kuartalan, semua rata-rata bergerak masih tetap berada pada posisi diantara kuartalan.
4) Pada kolom keenam hitung rata-rata bergerak pusat dengan cara membuat titik tengah dari rata rata bergerak empat kuartal.
5) Pada kolom ketujuh, hitung indeks musiman tertentu untuk setiap kuartal dengan cara membagi data pada kolom tiga dengan rata-rata bergerak pertengahan pada kolom 6. indeks musiman tertentu menggambarkan ratio dari nilai deret berkala asal terhadap rata-rata bergerak.
6) Buatlah tabel baru untuk menghitung indeks musim. Pertama letakkan indeks musiman tertentu dari rata-rata bergerak tersebut disusun dalam tabel menurut tahun dan periode musiman yang dikehendaki.
7) Hitung rata-rata dari keempat kuartal.
8) Ambil semua rata-rata dari sseluruh indeks setiap kuartal. Perataan ini akan menghilangkan sebagian besar fluktuasi yang tak beraturan dari semua kuartal dan keempat indeks yang dihasilkannya memperlihatkan pola jumlah pengunjung musiman tertentu.
Metode Dekomposisi untuk Forecasting atau Peramalan
Langkah-langkah penggunaan metode Dekomposisi untuk peramalan (forecasting) sebagai berikut.
a. Menyusun data kuartalan masing-masing tahun.
b. Membuat scatter diagram garis trend linier.
c. Menghitung besarnya nilai trend.
Langkah-langkah dalam menghitung besarnya nilai trend sebagai berikut.
1) Susunlah data sesuai dengan urutan tahunnya dan letakkan nilai X sesuai dengan tahunnya.
2) Hitung nilai XY dan X2, kemudian carilah jumlah Y, jumlah XY, dan jumlah X2, carilah nilai a dan b.
3) Masukkan nilai a dan b pada persamaan linier Y =a+b X
4) Setelah didapat persamaan trend maka dapat dicari nilai trend tiap-tiap tahun dengan melakukan subtitusi nilai X pada persamaan trend.
5) Forecast pada tahun yang akan datang, maka subtitusikan nilai X pada tahun yang bersangkutan.
6) Mengubah bentuk persamaan trend rata-rata.
7) Mengubah persamaan trend rata-rata tiap kuartal menjadi trend bulanan dan kuartalan.
d. Menghitung Indeks Musiman tertentu sehingga dapat dilakukan forecast jumlah penjualan pada kuartal berikutnya
1) Susunlah data tiap kuartal (atau bulan sesuai dengan kebutuhan) untuk masing-masing tahun. Kuartal kebawah dan tahun kekanan.
2) Carilah rata-rata tiap kuartal pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
3) Karena rata-rata tersebut masih mengandung unsur kenaikan (trend) maka hilangkan pengaruh trend tersebut (menggurangi kolom 8 dengan nilai b komulatif) yang diambil dari persamaan trend kuartalan.
4) Carilah rata-rata dari kolom 10.
5) Nyatakan angka-angka pada kolom 10 sebagai persentase dari rataratanya, sehingga diperoleh indeks musim. Sistem informasi peramalan permintaan barang ini dapat memberikan informasi tentang jumlah permintaan barang pada masa satu tahun berikutnya
MANAJEMEN PROYEK
Menurut Hughes dan Cotterell (2002, pp8-9), Manajemen proyek adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa diketahui.
Menurut Schwalbe (2004, p8) Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan, keahlian, peralatan dan teknik untuk kegiatan proyek yang sesuai dengan kebutuhan proyek.
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa manajemen poyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. (http://id.wikipedia .org/wiki/Manajemen_proyek)
Dari beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengatur, mengkooradinasikan seluruh sember daya, biaya, waktu untuk menghasilkan suatu hasil yang bersifat sementara atau suatu produk yang unik dan sesuai dengan kebutuhan yang diminta.
Adapun perbedaan antar manajemen proyek sistem informasi dan teknologi informasi adalah :
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah, dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajemen manusia yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.
Sedangkan teknologi informasi dilihat dari kata penyusunan adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyimpanan informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengirim informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpananannya.
Jadi, manajemen proyek teknologi informasi adalah merencanakan, menyusun, mengorganisasikan seluruh sumber daya, waktu, dan biaya untuk membuat suatu rekayasa manusia terhadap proses penyamapaian informasi kepada penerima akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya.
Adapun lima tahapan pengembangan manajemen proyek menurut Schwalbe (2004, p71), yaitu :
1. Inisiasi
Merupakan proses mengenal, mendefinisikan dan memulai sebuah proyek baru.
2. Perencanaan
Perencanaan meliputi pemikiran serta memperhatikan skema kerja untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai kebutuhan organisai.
3. Eksekusi
Eksekusi meliputi kegiatan mengkoordinasi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya serta melaksanakan perencaan proyek untuk menghasilkan produk, jasa atau hasil dari suatu proyek atau fase.
4. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian proyek meliputi pengukuran dan pemantauan kemajuan proyek secara berkala untuk memastikan tim proyek memenuhi tujuan dari proyek.
5. Penutupan
Penutupan meliputi penerimaan formal atas proyek dan mengkhiri proyek secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00446-SI%20Bab%202.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_kom_0603845_chapter3.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/arkomp/halaman_depan.pdf
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-10-2/06-miu-102-taryana.pdf/pdf/06-miu-102-taryana.pdf
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v09-n01/volume-91-artikel-3.pdf/pdf/volume-91-artikel-3.pdf
Comments
Post a Comment